Berita
mengejutkan datang dari Eropa Timur beberapa saat lalu. Tentara Rusia
yang beberapa hari terakhir berlatih di wilayah tengah dan barat negara
tersebut sudah diperintahkan untuk kembali ke pangkalannya.
Kabar
tentang penarikan pasukan dari pusat komando strategis Rusia disambut
baik oleh pelaku pasar finansial. Kontrak saham berjangka Amerika
Serikat langsung naik, dan di sisi lain harga emas dan minyak
langsung anjlok. Aksi hindar risiko yang terjadi kemarin langsung sirna
pasca berita media tentang meredanya risiko konflik militer di wilayah
Rusia dan Ukraina.
BBC
melaporkan bahwa Presiden Vladimir Putin merasa puas dengan
keberhasilan latihan militer dan sudah memerintahkan tentaranya untuk
kembali. Sejak pertama kali diadakan pada hari Rabu lalu, latihan
militer Rusia memicu ketegangan politik dengan pihak barat, terutama
Amerika Serikat. Pasalnya aktivitas militer Rusia digelar dekat
perbatasan Ukraina, negara yang sedang mengalami transisi politik.
Masyarakat internasional khawatir kalau Rusia mengambil langkah invasi
ke negara yang tengah vakum kekuasaan tersebut.
Seperti
diketahui Ukraina sedang menghadapi bencana ekonomi di tengah krisis
kepemimpinan yang berlangsung hampir 3 bulan belakangan. Kurs mata uang
negara pecahan Soviet ini bahkan merosot ke level terendah dalam empat
tahun terakhir pekan lalu karena investor khawatir dengan perang
ideologi ekonomi antara warga dan birokrat.
Pangkal
konflik Ukraina dimulai pada bulan Desember lalu saat pemerintah Rusia
memberikan bantuan tunai senilai $3 miliar dari total jumlah hibah yang
direncanakan mencapai $15 miliar kepada pihak Kiev. Sikap pemerintah
yang menerima sodoran uang dari pihak Moskow dianggap tidak sesuai
dengan ideologi ekonomi nasional oleh sebagian warga sehingga memicu
gelombang demonstrasi di ibukota.
Aksi
demonstrasi antar elemen masyarakat sudah berlangsung nyaris empat
bulan terakhir. Opini publik terpecah menyangkut kedekatan ekonomi
politik Ukraina dengan pihak Rusia. Pihak yang gencar melakukan
demonstrasi di ibukota Kiev adalah warga masyarakat yang ingin supaya
negaranya lebih berkiblat ke zona Euro, dan bukan merapat ke Rusia.
Merespon sikap agresif demonstran, perdana menteri Mykola Azarov awal
bulan ini memutuskan untuk mundur demi mencegah perang saudara. Presiden
Viktor Yanukovych, sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas
proyek pinjaman dana ke Rusia, langsung bereaksi dengan membuka pintu
perundingan dengan pihak oposisi guna membahas konflik politik.
Sayangnya semua proses negosiasi masih menemui jalan buntu. Bukannya
membaik, kondisi kini justru semakin pelik. Presiden Yanukovych
melarikan diri ke Rusia pasca mengundurkan diri dari posisinya. Alhasil
situasi di Kiev kian tidak terkendali karena kekerasan meluas ke
berbagai penjuru kota.
Sejak
vakum kekuasaan, ketegangan antara Rusia dan negara barat terus
meningkat. Sebagai negara sekutu Ukraina, Rusia merasa berkepentingan
menjaga stabilitas politik di wilayahnya dan melindungi keselamatan
warganya. Atas dasar itulah presiden Vladimir Putin pekan lalu
memobilisasi pasukan bersenjata guna bersiaga di wilayah perbatasan
kedua negara. Namun sampai sekarang Putin sendiri belum mengatakan apa
alasannya untuk memperkuat komando militer di dekat perbatasan.
[Harga emas saat ini terpantau pada posisi $1338.29 dan cenderung melemah. Minyak bertengger di level $103.97 per barel.]