Demi menjaga supaya kesalahan tersebut tidak terulang pada episode
trading selanjutnya, maka Kita perlu berusaha untuk mendapatkan aplikasi
terbaik dari rangkaian ilmu yang sudah ada. Di bawah ini merupakan hal
penting yang mungkin terlewatkan, namun perlu Kita susun ulang sebelum
kembali memulai transaksi.
Risk to Reward Ratio (R3)
Risk to Reward Ratio (R3) diartikan sebagai rasio antara
resiko dengan imbal hasil dari transaksi instrumen finansial. Secara
eksplisit, R3 memperhitungkan peluang tingkat kerugian berbanding
keuntungan yang diperoleh dalam aktifitas transaksi. Trader saat ini
cenderung lebih kritis dalam menghadapi sesuatu. Bisa jadi, sikap kritis
inilah yang membuat mereka menentang penggunaan rasio dalam aktifitas
trading-nya. Sebelum beranjak ke pembahasan selanjutnya, mari Kita simak
ilustrasi berikut ini:
Asumsikan Anda telah memasukkan deposit dana sebesar 100 juta rupiah
atau $10,000 dan bertransaksi sebanyak 10 kali dengan perhitungan
sebagai berikut; Setiap transaksi sebesar 1 lot dengan target keuntungan
$1,500 (Rp15 juta) dan batas kerugian (stop loss) sebesar $500
(Rp.5 juta). Dengan demikian, perbandingan R3 adalah 3 berbanding 1
atau keuntungan transaksi 3 kali lebih besar dibanding kerugian.
Tabel 1
Seandainya sistem trading hanya mampu memberi keuntungan 3 kali dari
10 transaksi (7 transaksi rugi), Anda masih tetap mendapatkan laba
sebesar $1,000 atau Rp10 juta (Lihat tabel 1). Anggap saja komisi yang
dibayar untuk pialang (broker) sebesar $50 (Rp.500 ribu) per transaksi,
sehingga total fee untuk 10 transaksi menjadi $500 (Rp.5 juta). Anda masih meraih sisa keuntungan $500 atau Rp5 juta rupiah.
Indah bukan? Konsep sederhana namun sangat membangun. Tapi tunggu
dulu, keindahan R3 belum berhenti di situ. Bagaimana jika dalam
kesempatan 10 transaksi lain, keuntungan Anda bertambah 1 kali lagi
saja?
Bagaimana jika dari 10 transaksi tersebut, 4 di antaranya
menghasilkan keuntungan (sebelumnya hanya 3). Sementara 6 sisanya masih
mengalami kerugian?
Mari Kita amati kembali ilustrasi di bawah:
Tabel 2
Dari hasil perhitungan tabel, lalu dikurangi total komisi $500 maka total keuntungan Anda telah mencapai $2,500.
Mungkin Anda beranggapan bahwa konsep tersebut hanya sekedar teori.
Bagaimana mungkin mendapat keuntungan dan kerugian secara persis seperti
itu, padahal kondisi pasar sangat dinamis? Jumlah $1,500 berarti 150
poin untuk sebagian besar instrumen Forex, yang rata-rata pergerakannya tidak setinggi Indeks saham. Jawabannya, Ya! Memang benar-benar sesederhana itu.
Rata-rata range harian sangat membantu dalam menentukan R3, tetapi Kita tidak harus memaksakannya. Apabila range hari ini tidak memadai, masih ada range
esok hari. Metode tersebut juga tidak harus dipaksakan secara identik
pada setiap transaksi. Sekali lagi, tidak harus seperti itu!
Kita dapat menggunakan rata-rata kerugian dan keuntungan dalam jumlah tertentu. Parameternya adalah jumlah kerugian maksimal, trailing stop digunakan sebagai alat untuk mengubah level stop loss dan mengunci keuntungan.
Misalnya, kerugian setiap transaksi tidak boleh lebih dari 10% dari
modal, yaitu $1,000 (dari $10,000). Jika Kita tetap menggunakan rasio 3
berbanding 1, maka target keuntungan per transaksi adalah $3,000.
Kemudian, langkah-langkah yang dapat diterapkan selanjutnya adalah
sebagai berikut:
- Menempatkan level stop awal (initial stop) pada harga 100 poin di bawah posisi beli atau di atas posisi jual.
- Menempatkan target likuidasi pada harga 300 poin di atas posisi beli atau 300 poin di bawah harga posisi jual.
- Menggunakan trailing stop dengan basis pergerakan 30 atau 50 poin. Artinya, setelah mencapai keuntungan 30 atau 50 poin, level stop yang tadinya sebesar 100 poin akan terus berkurang sesuai dengan pergerakan harga.
Dengan demikian, stop Anda tidak berbentuk angka yang
sama setiap saat, namun berubah sesuai dengan pergerakan harga. Apabila
rata-rata posisi sebesar 50 poin atau $500 dan rata-rata keuntungan
sebesar 150 poin (karena target 300 poin bisa jadi sulit tercapai), maka
hasil transaksi Anda akan sama dengan tabel 1 atau 2 di atas.
Seandainya sistem Anda mampu menghasilkan 3 posisi untung dan 6
posisi rugi, maka rekening masih tumbuh $500 setelah dipangkas komisi.
Atau jika sistem trading Anda ternyata mampu menghasilkan keuntungan 4
posisi dan rugi hanya 6 posisi, maka laba tetap tercapai dengan jumlah
yang sama seperti tabel 2, yakni $2,500 setelah komisi.
Tapi tunggu dulu! Bagaimana jika sistem saya hanya mampu menghasilkan
keuntungan pada 2 posisi saja, sementara 8 posisi lagi mencatat
kerugian? Apakah risk to reward ratio-nya perlu di tingkatkan?
Misalnya menjadi 4:1, atau lebih dari itu? Jawabannya juga sederhana,
Anda tidak perlu mengubah rasio Anda. Anda hanya perlu membuang
jauh-jauh sistem trading tersebut.