Bagian ini akan membahas:
- Konsep dasar manajemen modal
- Martingale
- Anti Martingale
- Averaging
- Pyramiding
- Fixed Fraction
Manajemen Modal (money management) dalam
artian finansial adalah sebuah proses penempatan modal di masa kini dan
perencanaan modal di masa datang. Proses penempatan manajemen modal
tersebut, lama-kelamaan mengalami evolusi dan terus menyesuaikan diri
dengan wadahnya sehingga akhirnya memiliki banyak keragaman persepsi.
Para penasehat manajemen modal keuangan biasanya akan berfikir keras
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berapa yang harus dialokasikan, apa
saja resikonya dan berapa besar peluangnya?
Hal yang sama juga berlaku dalam dunia trading. Manajemen Modal juga
harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Sehingga dari sini,
maka banyaklah istilah-istilah yang disandarkan kepada Manajemen Modal
bermunculan, diantaranya adalah alokasi aset, pengukuran posisi, alokasi
portofolio, manajemen posisi atau bahkan manajemen modal perdagangan
(terj. bebas dari trade management).
Keseluruhan istilah tersebut pada dasarnya memiliki perbedaan di ciri
khas masing-masing, namun memiliki banyak persamaan. Sehingga manajemen
modal tidak ada salahnya jika demi kepentingan praktis istilah-istilah
tersebut disejajarkan.
Tipe-tipe Manajemen Modal
Metode Manajemen Modal memiliki banyak
variasi, namun umumnya metode yang ada paling tidak masuk dalam dua
katagori, yakni “add winning” or “add loosing”.
Menambah pada posisi untung, jika tidak menggunakan asumsi penggandaan
naik (doubling up) maka pilihan jatuh pada Pyramiding. Dan jika
manajemen modal menggunakan prinsip tersebut, maka pilihan jatuh pada
metode Anti Martingale.
Dan Menambah pada posisi rugi, akan masuk dalam dua katagori manajemen
modal. Menggunakan prinsip penggandaan menurun (doubling down) maka
jatuh pada katagori Martingale, dan jika tidak menggunakan prinsip
tersebut, maka pilihan manajemen modal jatuh pada Averaging.
1. Martingale
Martingale merupakan teori manajemen modal probabilitas yang
memungkinkan kesamaan nilai sesuatu dimasa tertentu dengan masa
sebelumnya dengan menggunakan prinsip penggandaan. Metode ini
dipopulerkan pada abad ke 18, oleh Paul P. Levy dan pertama kali
digunakan sebagai salah satu metode tebak-tebakan (betting) di Francis.
Dalam dunia manajemen modal trading, Martingale dapat diartikan sebagai
proses mendapatkan keuntungan sekaligus menutup kerugian dari transaksi
sebelumnya dengan keuntungan pertama dari transaksi selanjutnya, melalui
penggandaan modal.
Sehingga, setiap kali nilai manajemen modal menurun, ukuran transaksi
selanjutnya meningkat. Dengan kata lain, manajemen modal Martingale
memilki karakter dasar; resiko meningkat sesuai dengan meningkatnya
kerugian. Jika seorang trader mengalami kerugian dalam satu kali
perdagangan, maka ukuran lot dalam perdagangan kedua harus meningkat,
dalam hal ini menjadi 2 lot.
Sebagai contoh manajemen modal, dalam satu hari, seorang trader
merencanakan 5 kali transaksi EUR/USD, stoplloss dan target profit 50
poin,dan Equity awal =$50,000, Lot berganda. Dengan kondisi perdagangan
ternyata 4 kali transaksi loss terjadi berurutan, dan hanya satu
transaksi yang menghasilkan keuntungan.
Cara kerja manajemen modal Martingale akan menjadi seperti ini:
- 1 lot transaksi loss x 50 points = -$500
- 2 lot transaksi loss x 50 points = -$1,000
- 4 lot transaksi loss x 50 points = -$2,000
- 8 lot transaksi loss x 50 points = -$4,000
- 16 lot transaksi profit x 50 points = +$8,000
- Total lot = 31
- Total Loss = -$7,500
- Total Profit = +$8,000
- Net Profit/ Loss = $500
- Total Equity = $50,500
Metode manajemen modal Martingale hanya
membutuhkan sekali kemenangan dalam sekian (n) kali perdagangan, untuk
menutupi seluruh kerugian akibat perdagangan sebelumnya dan sekaligus
meraup keuntungan.
Contoh manajemen modal diatas membahas bahwa pada transaksi kelima, anda
memperoleh keuntungan sebesar $8,000 untuk 8 lot yang berarti profit
bersih sebesar $500 setelah 4 kerugian berurut.
Table 1 adalah contoh dimana anda membeli 1 lot EUR/USD pada harga
1.2960 dan menggandakan jumlah lot setipa penurunan 30 pip (2 lot pada
level 1.2930, 4 lot pada 1.2900 dls). Sehingga manajemen modal jumlah
lot menambah dan harga menurun pada waktu yang sama, Pada transaksi
keenam, jumlah total lot akan 63 lot dengan harga rata2 1.2839. Seorang
trader harus selalu berhati-hati dalam strategi tersebut karena market
tren dapat menghabiskan equity sehingga perlu ada batasan jumlah
transaksi.
|
Table 1 Martingale |
Daripada menutup kerugian perdagangan, manajemen modal Martingale yang
populer sekarang lebih memilih likuidasi posisi pada saat harga
perdagangan mencapai average tertentu plus keuntungan sekian poin.
Disini, seorang trader tidak perlu melakukan likuidasi posisi walau
dalam keadaan rugi, bahkan harus menggandakan lot setiap kali kerugian
mencapai titik tertentu, sampai akhirnya seluruh kerugian tersebut
tertutupi ketika harga mencapai titik average. Sistem Martingale seperti
ini adalah yang paling populer dan telah diadopsi oleh banyak Automatic
Trading Sytem (robot).
Ancaman akan muncul ketika harga bergerak satu arah, seperti uptrend dan downtrend.
2. Anti Martingale
Dari namanya, metode manajemen modal ini sudah menjelaskan posisinya.
Secara kontras dengan Martingale, Anti Martingale tidak akan
menggandakan posisi ketika mengalami kerugian. Penambahan hanya terjadi
jika posisi dalam keadaan untung. Jadi, resiko manajemen modal akan
ditingkatkan sesuai dengan peningkatan keuntungan, tujuannya adalah agar
keuntungan yang dicapai semakin tinggi.
Keunggulan yang bisa kita ambil dari manajemen modal ini adalah potensi
Anti Martingale dalam menciptakan keuntungan bola salju. Semakin jauh
perjalanan semakin besar keuntungan. Namun penting untuk membatasi
jumlah transaksi, karena satu trade dapat mengakibatkan kerugian besar
Untuk contoh, simak tabel 2 dimana anda membatasi jumlah transaksi ke
lima. Anda membeli EUR/USD pada harga 1.2900 and menggandakan lot setiap
kenaikan 50 pip sampai kali kelima di level 1.3100 dengan jumlah lot
16. Setelah level ini, anda tidak akan menambah posisi, kemanapun arah
market, sehingga anda akan ada 31 lot sebagai posisi terbuka.
|
Table 2 Anti Martingale |
Kelemahannya akan muncul ketika harga mengalami konsolidasi atau
reversal. Jika tidak cepat dintisipasi, akumulasi keuntungan manajemen
modal tersebut dengan cepat bisa surut
Gambar 3 adalah contoh transaksi, dimana seorang trader membeli 1 lot
EUR/USD pada harga 1.2900. Pada transaksi kelima di harga 1.3100,
anggaplah harga turun ke 1.3050. Trader tersebut akan menghilangkan
sebagian besar profit dan akan memiliki kerugian sebesar -$2,500.
Asumsikan kerugian tersebut tidak terjaga dan EUR/USD terus menurun ke
1.2900 (level awal), anda akan memiliki loss sebesar $33,000 untuk 31
lot.
|
Gambar 3 Anti Martingale |
3. Cost Averaging
Definisi paling mudah bagi metode manajemen modal ini adalah “menambah
pada posisi rugi”. Sekilas, metode manajemen modal ini memiliki
kemiripan yang sangat dengan Martingale Averaging, karena keduanya
menitik beratkan penambahan posisi pada saat transaksi sebelumnya
mengalami kerugian.
Namun agar lebih jelas, mari kita lihat contoh; Jika seorang trader
bertransaksi EUR/USD dan menggunakan metode Cost Averaging 20 poin,
dalam 6 kali transaksi.
|
Table 4 Cost Averaging |
Pada tabel 4, dapat dilihat bahwa
manajemen modal total lot yang dihasilkan hanya berjumlah 6, sesuai
dengan jumlah transaksi. Averaging tidak menggunakan prinsip Doubling
atau penggandaan posisi, sehingga penambahan keuntungan tidak secepat
Martingale. Namun demikian, potensi kerugian yang ditimbulkan pun
tentunya lebih kecil dibanding Martingale
Faktor manajemen modal yang kedua adalah, Cost Averaging tidak
bertujuan untuk satu kali kemenangan, melainkan ke arah akumulasi
posisi, yang umum digunakan dalam trading jangka menengah dan panjang.
Metode manajemen modal tersebut sangat sering diaplikasikan ke pasar
Forex, saham, dan reksa dana, tetapi tidak begitu terkenal untuk futures
karena ada tanggal kadaluarsa.
4. Pyramiding
Manajemen modal Pyramiding, adalah kebalikan secara total dari metode Cost Averaging. Yakni; “menambah pada posisi untung”.
Manajemen modal seorang trader mengalokasikan dananya sebesar $10,000
untuk trading EUR/USD, dan membeli 2 lot diharga 1.2900, dan akan
kembali membeli 2 lot jika harga Euro mencapai 1.3000, dan seterusnya,
maka Devy hanya membutuhkan 5 kali transaksi dengan trend bergerak 400
poin untuk membuat return 200% seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.
|
Tabel 5 Pyramiding |
Logika dibalik Pyramiding adalah jika
pasar bergerak sesuai dengan yang diharapkan, maka kemungkinan besar
trend sedang terjadi. Dan tambahan posisi perlu dilakukan dengan harapan
pasar akan meneruskan arah sesuai dengan trend, dan manajemen modal ini
bisa sangat powerful dalam menciptakan keuntungan.
Namun bagaimanapun, setiap metode manajemen modal memiliki kelemahan
tersendiri. Pyramiding bisa juga mengecewakan jika harga bergerak tidak
sesuai dengan perkiraan atau harapan sebelumnya.
5. Fixed Fractional Position Sizing
Manajemen modal jenis ini beserta variasinya merupakan metode yang
pernah terbanyak dan paling direkomendasikan oleh trader profesional dan
mungkin kita disadari atau tidak telah menggunakan metode manajemen
modal ini sejak lama.
Secara sederhana, Manajemen modal Fixed Fractional method adalah
penentuan ukuran posisi secara tetap (fixed) berdasarkan persentase
manajemen modaltertentu dari jumlah jumlah modal.
Sebagai contoh, seorang trader katakanlah seorang trader memiliki modal
$10,000 dan menggunakan Fixed Fractional Method 5%, maka ia tidak akan
mau menerima resiko lebih dari $500 ($10,000 x 0.05) dalam setiap
transaksi yang dilakukannya.
Dan jika ia adalah EUR/USD trader, maka manajemen modal ia akan
menempatkan stop loss 50 poin lebih rendah dari harga beli, atau 50 poin
lebih tinggi jika mengambil posisi jual, dengan ukuran stop tersebut
berarti dia hanya akan menggunakan manajemen modal 1 lot dalam
transaksinya.
Dan jika, ia kemudian memutuskan untuk meningkatkan resikonya menjadi
10%, maka ia dapat menambah jumlah posisi menjadi 2 lot dalam transaksi
tersebut.
$ 10,000 x 0.10 = $ 1,000 $ 1,000 =2 lots $ 500
Jumlah kontrak yang dipilih untuk
trading bisa meningkat dengan modal. Asumsikan risiko maksimum sebesar
10% per transaksi. Artinya untuk setiap $10,000, anda dapat be-resiko
$1,000 per trade.
Sebagai contoh manajemen modal, tabel 6 memperlihatkan bahwa untuk
setiap peningkatan $10,000 modal, satu lot ekstra dapat ditambah untuk
trading, karena setiap lot membutuhkan $1,000 sebagai margin. Jika modal
meningkat ke $20,000, 2 lot dapat diperdagangkan. Jika modal turun
balik ke $10,000, hanya 1 lot diperbolehkan seperti sebelumnya. Semakin
tinggi modal, semakin tinggi lot
Manajemen modal, resiko sesuai dengan persentase yang sudah ditentukan sebelumnya
|
Tabel 6 Fixed Fraction |
Review
- Manajemen modal berkaitan dengan resiko untuk setiap transaksi
- Ada dua jenis konsep manajemen modal yaitu berdasarkan transaksi terakhir dan berdasarkan ekuiti.
- Jenis manajemen modal pada umunya menambah posisi pada saat untung atau rugi dengan jumlah lot tetap atau dengan penggandaan.
- Melalui Fixed Fractional Anda dapat memilih persentase resiko yang ingin digunakan.
- Semakin tinggi persentase resiko terhadap ekuiti, semakin sedikit transaksi rugi yang mampu Anda terima.