Jepang diperkirakan akan mengeluarkan dana yang mencapai rekornya sebesar $257 milyar untuk membayar hutang
selama tahun fiskal berikutnya, dokumen yang diperoleh Reuters
menunjukkan hal tersebut, ini menggarisbawahi beban besar yang
diciptakan dari pinjaman pemerintah.
Jumlah yang akan di alokasikan untuk membayar hutang untuk tahun
depan akan mulai di bayarkan pada tanggal 1 April yang mana itu besarnya
hampir sama dengan GDP Singapura, dimana bank dunia mengatakan sebesar
$275 milyar pada akhir tahun 2012.
Departemen keuangan Jepang, dibebani dengan penyusunan anggaran
negara dan penerbitan obligasi pemerintah, yang mana akan mengajukan
dana sebesar 25.3 milyar yen ($257 milyar) untuk membayar cicilan hutang
dengan anggaran, dokumen tersebut di tunjukan pada hari Selasa.
Anggaran tersebut akan naik sebesar 13.7 persen dari jumlah yang
sisihkan untuk tahun fiskal saat ini, yang mencerminkan rencana
kementrian untuk menjaga terhadap setiap kenaikan di masa depan pada
suku bunga jangka panjang.
Meningkatnya biaya pemabayaran hutang dapat meningkatkan tekanan
kepada Perdana Menteri Shinzo Abe untuk melanjutkan rencana tahap kedua
yaitu kenaikan pajak yang dijadwalkan mulai tahun depan, yang dipandang
sebagai langkah pertama yang diperlukan dalam memperbaiki kondisi
keuangan Jepang yang sedang compang-camping.
Namun dengan tidakan Abe telah akhiri deflasi selama 15 tahun dan
merevitalisasi ekonomi Jepang dengan kebijakan-kebijakan prioritasnya,
beberapa penasihatnya dan anggota dari Partai Liberal Democratic ingin
menunda atau membatalkan rencana kenaikan pajak, karena mereka khawatir
hal itu dapat melukai pemulihan ekonomi yang sedang terjadi.
Stimulus fiskal tahun ini telah menghidupkan kembali ekonomi yang stagnan dan meningkatkan biaya kesejahteraan untuk penduduk.yang mana itu telah menyebabkan Jepang menggelontorkan anggaran untuk utang publik sebesar 1.000 triliun yen ($10 triliyun) pada rekornya, ini merupakan yang terbesar diantara negara-negara industri besar.
Stimulus fiskal tahun ini telah menghidupkan kembali ekonomi yang stagnan dan meningkatkan biaya kesejahteraan untuk penduduk.yang mana itu telah menyebabkan Jepang menggelontorkan anggaran untuk utang publik sebesar 1.000 triliun yen ($10 triliyun) pada rekornya, ini merupakan yang terbesar diantara negara-negara industri besar.
Departemen keuangan akan mengkompilasikan permintaan untuk
pengeluaran untuk anggaran tahun fiskal berikutnya, termasuk untuk
mendanai biayay cicilan utang sendiri dan biaya lainnya, dan rancangan
anggaran negara memerlukan persetujuan pemerintah dan parlemen untuk
dapat dijalankan.