Senin, 23 Desember 2013

Emas Kembali Tergelincir Ke Bawah $1.200

     Emas melemah pada hari Senin seiring para pemain membatasi transaksi mereka sebelum libur akhir tahun di pasar yang menuju penurunan tahunan terbesar dalam tiga dekade dan menghadapi perkiraan penurunan lebih lanjut di tahun 2014.

     Emas, yang saat ini berada di jalur untuk akhiri tahun dengan penurunan hampir 30% , berada di level terendah dalam enam bulan terakhir di bawah $1.200/onz, dan beberapa analis mengatakan bahwa pasar dapat menembus kebawah level terendah bulan April 2010 di $1.050 pada tahun depan.

     Sejak Federal Reserve umumkan pengurangan pertama pada stimulus moneter AS pada pekan lalu setelah mereka dapatkan ekonomi cukup kuat untuk tindakan tersebut, banyak reli  yang mulai pudar pada logam mulia yang telah di dukung untuk beberapa tahun terakhir oleh program yang mendukung perekonomian.

      Di saat the Fed hanya memangkas $10 milyar dari pembelian asset bulanan yang sebesar $85 milyar, para analis mangatakan bahwa dampak dari kebijakan itu telah mendominasi psikologis pasar.

      “Deflasi telah menjadi satu-satunya hal yang bada di pikiran orang-orang setelah tindakan the Fed, bukan inflasi, dan itu tidak akan membantu emas,” kata Ralps Preston, analis perdagangan berjangka di HeritageWestFutures.com di San Diego, California.

      “Jika ekonomi masih pada jalurnya, saya pikir emas akan menuju level terendah Juli 2010 di $1.170 dalam beberapa pekan mendatang dan akan meraih level terendah bulan April 2010 di $1.050 dalam waktu singkat, ujar Preston.

Wall Street Kembali Perpanjang Rekor Atas Outlook IMF

     Bursa saham AS naik, dengan indeks utama memperpanjang rekor tertinggi sepanjang masa, seiring saham Apple Inc. reli dan IMF mengindikasikan bahwa mereka akan naikan outlook untuk ekonomi AS.

     Indeks Standard & Poor 500 menguat sebesar 0.5% menjadi 1,828.10 pada penutupan pasar di New York. Dan Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 

     Donald Selkin, yang seorang kepala analis pasar di National Securities Corp.mengatakan bahwa "penguatan bursa saat ini di karenakan adanya faktor-faktor bullish",  diantaranya adalah ”faktor musiman, IMF naikan perkiraan outlook ekonomi dan the Fed mengatakan bahwa mereka akan pertahankan suku bunga acuan di level rendah.”

      Indeks Dow melonjak sebesar 3% pada pekan lalu dan indeks S&P 500 naik sebesar 2.4% seiring Federal Reserve mengatakan bahwa mereka akan mengurangi laju pembelian obligasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan. Indeks S&P 500 telah menguat sebesar 28% disepanjang tahun 2013, berada di jalur reli tahunan terbesar sejak tahun 1997. Putaran ketiga stimulus moneter telah mengirim indeks utama naik lebih dari 168% dari level terendah dalam 12 tahun di tahun 2009.

      IMF naikan outlook untuk ekonomi AS, seiring tercapainya kesepakatan di Washington dan the Fed berencana untuk mengurangi program pembelian obligasi di masa mendatang, kata direktur umum IMF Christine Lagarde kemarin dalam sesi wawancara di acara “Meet the Press” di NBC.” Di bulan Oktober, IMF prediksi negara dengan ekonomi terbesar di dunia akan ekspansi sebesar 2.6% pada tahun depan. Lagarde belum menetapkan proyeksi terbaru untuk tahun depan.

Minggu, 22 Desember 2013

Aussie Sulit Bangkit Ditengah Suasana Liburan

    Kurs valuta Aussie (AUDUSD) nampak masih akan tertekan sepanjang pekan ini setelah pada medio Desember lalu mencatatkan penurunan mingguan terburuknya berturut-turut sejak tahun 1985 silam.

    Terpuruknya Aussie kian diperparah oleh pernyataan pimpinan bank sentral Australia (RBA) yang mengintensifkan upayanya untuk melemahkan mata uang di negeri Pasifik Selatan itu. Dirinya mengatakan bahwa pihaknya lebih nyaman bila AUDUSD di perdagangkan setidaknya pada kisaran 85 sen AS.

     Sontak pernyataan Stevens tersebut memicu aksi lepas Aussie sampai mata uang negeri kanguru itu terjungkal hingga $0.8820 pada 18 Desember lalu. Aussie kian tertekan seiring dollar AS (USD) rally setelah kebijakan tapering dari Federal Reserve Amerika di umumkan pekan lalu.
 
     Dan pekan ini AUDUSD diperkirakan sulit untuk membangun rally lantaran minimnya petunjuk pasar di tengah suasana liburan Natal serta tidak ada data ekonomi dari negeri Kanguru tersebut yang akan di rilis.
 
Technical Outlook AUD/USD

    Bias bullish dalam jangka pendek, dibutuhkan break di atas area 0.8950 untuk memicu tekanan bullish lebih lanjut menguji resisten kunci 0.9020. Pada pergerakan kebawah, break dibawah area 0.8850 akan membawa harga ke zona netral akibat arah pergerakan menjadi tidak jelas, dalam jangka pendek menguji kembali area 0.8815.

Kamis, 19 Desember 2013

Dollar Mendekati Level Puncak 5-Tahun vs Yen

      Dollar AS diperdagangkan mendekati level puncak 5-tahun versus Yen, sehari setelah Federal Reserve mengumumkan akan mengurangi program stimulus secara bertahap mulai bulan Januari. Namun apresiasi Greenback masih tertahan oleh data yang menunjukkan jumlah klaim awal pengangguran AS melonjak ke level tertinggi dalam hampir 9-bulan pada pekan lalu. Existing Home Sales AS juga dilaporkan merosot mendekati level terendah 1-tahun. Sementara aktivitas pabrik di mid-Atlantik hanya mencatat kenaikan moderat pada bulan Desember. 

     "Pengumuman kebijakan Fed pada hari Rabu kemarin jelas bernada hawkish, bukan dovish," kata Stephen Jen, pendiri perusahaan investasi SLJ Macro Partners yang berbasis di London. "Apresiasi Dollar masih akan terus berlanjut, dan cenderung akan semakin kuat dari waktu ke waktu selama ekonomi AS terus menunjukkan pemulihan." 

Technical Outlook USD/JPY

      Bias netral dalam jangka pendek. Support terdekat terlihat disekitar area 103.80, break dan penutupan harian dibawah area tersebut dapat memicu tekanan bearish lebih lanjut menguji 103.40. Resisten terdekat terlihat disekitar area 104.30, break diatas area tersebut dapat memicu tekanan bullish lebih lanjut menguji kembali area 104.70. Secara keseluruhan technical outlook masih bullish.

Rabu, 18 Desember 2013

Fed Mulai Tapering, Emas Anjlok

    Emas berjangka anjlok pada hari Rabu, setelah Federal Reserve mengatakan akan mulai mengurangi program pembelian asset menjadi $75 miliar per bulan. Setelah berayun antara penguatan dan pelemahan ditengah konfrensi pers dari Ben Bernanke, emas akhirnya merosot setelah dollar menguat terhadap mata uang utama.

     Fed akan mengurangi pembelian asset berbasis hipotek dan Treasury masing-masing menjadi $35 miliar dan $45 miliar mulai bulan Januari 2014. Dalam mengambil keputusan tersebut Chairman Fed, Ben Bernanke, melihat peningkatan aktivitas dan pasar tenaga kerja konsisten dengan kekuatan yang mendasari pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Bank sentral AS tersebut juga mengatakan kinerja ekonomi AS sesuai dengan harapan.

     Sembilan anggota voting mendukung keputusan pemangkasan stimulus tersebut. Hanya satu anggota yang memiliki pendapat berbeda dengan Bernanke. Presiden Fed Boston, Eric Rosengren, menyebut langkah tersebut prematur.
 
    Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, pemangkasan stimulus moneter akan menyebabkan emas tertekan.

Selasa, 17 Desember 2013

Permintaan Sebagai Lindung Nilai Inflasi Berkurang, Emas Melemah

      Emas melemah untuk pertama kalinya dalam tiga sesi terakhir setelah laporan menunjukkan biaya hidup di AS pada bulan November tidak berubah dari bulan sebelumnya, mengurangi permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

      Data pemerintah AS menunjukkan indeks harga konsumen naik 1,2% dalam 12 bulan yang berakhir 30 November, setelah naik 1% pada tahun yang berakhir 31 Oktober. Inflasi inti yang tidak menyertakan makanan dan bahan bakar naik 0,2% pada bulan November dari bulan sebelumnya.

    Stimulus moneter yang diberikan Federal Reserve telah membuat emas rally dalam beberapa tahun terakhir akibat meningkatnya daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi akibatkan stimulus moneter tersebut. Namun spekulasi pengurangan stimulus moneter tersebut telah membuat emas anjlok 25% sepanjang tahun ini.

      Data dari Comodity Futures Trading Commission menunjukkan posisi bearish emas dari hedge fund dan money manager menyentuh level tertinggi dalam 7-1/2 tahun terakhir, langkah mereka menutup posisi short sempat membuat emas menguat pada awal bulan.

Technical Outlook XAU/USD
     
   Bias bearish dalam jangka pendek menguji area 1220, break dibawah area tersebut seharusnya memicu momentum bearish lebih lanjut menguji area 1210. Disisi lain, resisten terdekat terlihat disekitar area 1240, break konsisten di atas area tersebut akan membawa harga ke zona netral, lebih jauh menguji area 1250.

Minggu, 15 Desember 2013

Yen Coba Pulihkan Diri Pasca Survei Tankan

     Meskipun masih terbilang lemah, mata uang yen mampu membatasi pelemahan selanjutnya dan nampak coba memulihkan penguatannya berkat data sentimen bisnis yang muncul memukau saat di rilis pagi ini (Senin, 16/12).

     Indeks sentimen bisnis dari sejumlah manufaktur besar di Jepang (survei Tankan) naik ke level tertinggi dalam 6 tahun terakhir pada kuartal IV, menurut Bank of Japan pada hari Senin. Indeks sentimen naik hingga ke level +16, naik sebanyak 4 poin dari kuartal ke-3 dan berada di atas perkiraan pada analis dan ekonom sebesar +15.

     Data tersebut menjadi data terkini dari sederet data yang di rilis oleh pemerintah, dan memberikan sinyal bahwa kebijakan stimulus dari Perdana Menteri Shinzo Abe memiliki dampak positif pada negara dengan perekonomian terbesar ke-3 di dunia itu.    
   
     Kurs yen terpantau menguat ke level 103.01 terhadap dollar AS setelah berhasil rally hingga 102.98. Sedangakn pada sesi penutupan akhir pekan lalu, yen berakhir pada level 103.21 dan berhasil menguat ke level 102.97 yen.

Technical Outlook USD/JPY 
    
     Bias netral dalam jangka pendek namun secara keseluruhan kami masih bullish dengan targer terdekat di sekitar area 104.20, sebelum menguji area 104.65. Support terdekat ada di sekitar area 102.65, break dan level penutupan harian ke bawah area tersebut dapat memicu koreksi bearish lanjutan menguji area 102.00.

Asmussen Keluar dari Dewan Kebijakan ECB

      Joerg Asmussen pada hari Minggu lalu mengatakan ia akan berhenti dari jabatannya sebagai anggota dewan eksekutif European Central Bank di Frankfurt untuk menerima jabatan Wakil Menteri Tenaga Kerja di pemerintahan Jerman yang baru untuk “alasan yang pribadi”. Asmussen, salah satu anggota Partai Sosial Demokrat poros kiri, menjabat sebagai wakil menteri Keuangan di Berlin pada tahun 2008 hingga 2011 sebelum terpilih sebagai Dewan Eksekutif ECB oleh Kanselir Angela Merkel di tahun 2012.

      Wajahnya telah cukup dikenal pada siklus keuangan Eropa, memberikan pidato dari Athena hingga Madrid. Kepulangannya secara mendadak menuju Berlin dan menjabat dalam pemerintahan menambahkan sejumlah orang internasional pada koalisi poros kanan yang akan mulai menjabat pada hari Selasa nanti.

       Asmussen mengatakan ia ingin mengundurkan diri dari markas ECB di Frankfurt, dan menerima jabatan yang notabene lebih rendah, agar dapat menghabiskan lebih banyak waktu dekat keluarganya yang masih kecil. "Ini bukanlah merupakan keputusan yang mudah bagi saya," ucap Asmussen pasca penunjukkan diumumkan oleh Menteri Tenaga Kerja Jerman Andrea Nahles. "Saya akan mengundurkan diri dari dewan eksekutif ECB secepatnya. Alasan saya mengambil langkah ini murni bersifat pribadi, terkait dengan situasi keluarga saya." Tambahnya: "Hanya saja tidak mungkin untuk memiliki jabatan di Frankfurt untuk jangka panjang, dengan perjalanan bisnis yang cukup sering, dengan membiarkan keluarga saya dan terutama dua anak saya yang masih kecil di berlin. Tidak ada alasan lainnya."

Kamis, 12 Desember 2013

Dollar Sentuh Level Tertinggi 6 Bulan Vs Yen

     Dollar menyentuh level tertinggi dalam lebih dari enam bulan terakhir, dan menuju penguatan tujuh pekan beruntun terhadap yen akibat investor melihat adanya perbedaan kebijkan moneter yang akan diambil oleh The Fed dan BoJ. Kedua bank sentral tersebut akan mengadakan rapat pekan depan.

     The Fed pada rapat yang akan diadakan pekan depan kemungkinan akan mengurangi stimulus moneter menyusul data-data ekonomi AS yang dirilis apik belakangan ini. Sedangkan BoJ diperkirakan akan tetap mempertahankan kebijkan moneter ultra longgar untuk mencapai inflasi 2,0% dalam dua tahun. Sementara itu spread antara yield Treasury dan JBG semakin melebar, dan menjadi yang terbesar sejak April 2011. Yield Treasury dengan tenor 10 tahun sebesar 2,87% sementara yiled JBG sebesar 2,19%.

     Dollar pada perdagangan kemarin kembali berhasil menguat tajam terhadap yen setelah anjlok selama dua hari beruntun. Penguatan dollar ditopang oleh data penjualan ritel yang lebih baik dari prediksi. Penjualan ritel untuk bulan November meningkat 0,7 %, yang sedikit di atas perkiraan ekonom sebesar 0,6%. Sementara penjualan ritel inti, yang tidak memperhitungkan sektor otomotif, juga tumbuh 0,4% pada bulan November, diatas ekspetasi sebesar 0,2%.

Technical Outlook USD/JPY

Bias netral dalam jangka pendek namun secara keseluruhan kami masih bullish dengan target di sekitar area 103.25, sebelum menguji area 103.70. Support terdekat ada di sekitar area 102.50, break dan level penutupan harian di bawah area tersebut dapat memicu koreksi bearish lanjutan menguji area 102.00. 

Rabu, 11 Desember 2013

Komentar BoE Weale Melukai Sterling

     Sterling terlempar dari level puncak 2-tahun versus Dollar AS pada hari Rabu setelah pembuat kebijakan Bank of England, Martin Weale, mengatakan jika laju inflasi secara tak terduga telah menurun tajam sejak musim panas lalu. Kepada National Institute of Economic & Social Research di London, Weale mengatakan bahwa dengan inflasi yang melambat berarti kecil kemungkinan jika pedoman kebijakan bank sentral akan menjadi tidak berguna. 

     "Sterling telah menunjukkan rally kuat dalam beberapa waktu terakhir," kata Neil Mellor, analis mata uang pada Bank of New York Mellon di London. "Dengan uptrend terhadap Dollar AS yang telah berlangsung sejak pertengahan November, itu saja sudah cukup untuk menjadi semacam alasan pembatasan tren Sterling."