Minggu, 07 Juli 2013

Dollar ke Level Tertinggi 3 Tahun

     Pada hari Jumat, pemerintah AS merilis data non-farm payroll yang telah ditunggu-tunggu oleh investor. Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat merilis data NFP sebesar 195.000 tenaga kerja baru untuk bulan Juni, sementara perkiraan ekonom sebesar 163.000 tenaga kerja baru. Lonjakan jumlah tenaga kerja tersebut memperkuat spekulasi Federal Reserve akan mengurangi program stimulus moneter pada bulan September, mengingat jumlah tenaga kerja baru menjadi salah satu indikator Federal Reserve untuk mengurangi stimulus moneternya. Akibat spekulasi tersebut indeks dollar terhadap mata uang utama menguat 0.75% menjadi 84.44.
     
      Berbeda dengan the Fed yang kemungkinan segera mengurangi program stimulus moneternya, ECB dan BoE pada hari Kamis justru menyatakan tidak ada rencana untuk segera memperketat kebijakan moneternya. Kedua situasi tersebut membuat euro dan sterling merosot tajam selama dua hari berturut-turut. Pada hari Jumat Euro anjlok 0.6% menjadi $1.2832 menjadi level terendah sejak bulan Mei lalu. Sementara sterling merosot 1.2% menjadi $1.4890, menjadi level terendah sejak bulan Maret.
 
      Perhatian investor kini tertuju pada notulen rapat FOMC dan komentar dari Ketua Federal Reserve, Ben Bernanke, pada hari Kamis dini hari waktu Indonesia. Investor akan melihat petunjuk lebih lanjut tentang rencana the Fed untuk mengurangi stimulus, jika ada petunjuk yang pasti the Fed akan segera mengurangi stimulus, maka dollar akan semakin menguat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar