Harga emas naik pada hari Selasa seiring tanda melambatnya perekonomian AS memicu ekspektasi investor bahwa bank sentral di seluruh dunia akan mengambil stimulus moneter baru. Emas juga didukung aksi beli sebagai alat lindung inflasi akibat rally tajam pada harga minyak mentah.
"Kita dapat melihatnya sebagai tanda meningkatnya peluang QE
(quantitative easing)," ucap Dominic Schnider, analis UBS Wealth
Management di Singapore. Namun ini tidak berarti QE akan datang dalam
waktu dekat, ia memperingatkan, mengingat Fed baru saja memperpanjang
program "Operation Twist" miliknya. "Kita tidak akan melihat adanya
banyak kemajuan setelah Operation Twist diperpanjang, kecuali jika kita
jatuh dalam resesi. Dan ketika resesi di tahun 2008, emas juga ikut
ambruk."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar