Sindonews.com - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Fuad Bawazier memprediksi, nilai tukar rupiah akan terus melemah sampai tahun depan.
Menurutnya,
pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD),
bukan tanpa sebab. Dia mengungkapkan, ada sepuluh faktor yang
menyebabkan nilai tukar rupiah terus melemah. "Rupiah melemah itu banyak
faktornya," kata dia kepada Sindonews, Kamis (28/11/2013).
Pertama,
kata dia, neraca perdagangan tahun ini defisit karena lebih besar impor
daripada ekspor. Kedua, neraca transaksi berjalan juga mengalami
defisit karena pembayaran-pembayaran utang luar negeri yang banyak jatuh
tempo.
"Ketiga, hot money yang sering dijadikan andalan pemasukan valas mulai pulang kampung," kata Fuad yang juga sebagai praktisi ekonomi ini.
Keempat,
ekspektasi pasar bahwa cadangan devisa yang menurun karena
faktor-faktor tersebut cenderung akan terus menurun sampai tahun depan.
Kelima, paket-paket kebijakan ekonomi pemerintah hanya berjalan di atas
kertas, namun di lapangan tidak efektif.
Keenam, lanjut Fuad,
pasar juga membaca secara jelas dan kawatir bahwa para petinggi negeri
yang bertanggung jawab atas ekonomi sibuk dengan urusannya
masing-masing.
"Budiono sibuk menghadapi skandal Bank Century,
Hatta Rajasa sibuk politik, Gita Wirjawan sibuk konvensi Partai
Demokrat. Pada 2014 semakin auto pilot," ujarnya.
Sementara,
faktor ketujuh adalah program MP3EI yang dinilai praktis tidak berjalan.
"Boro-boro mau mempercepat alias akselerasi pertumbuhan, target yang
biasa (normal) saja tidak tercapai. Pertumbuhan ekonomi di bawah
target," katanya.
Faktor kedelapan adalah pasar yang membaca bahwa dengan akan di terapkannya tight money policy di
USA, kurs rupiah akan semakin melemah dengan akibat lebih lanjut
inflasi akan berlanjut. Kesembilan yaitu akibat lebih lanjut APBN akan
semakin besar defisitnya untuk bayar utang luar negeri dan bunga.
Terakhir,
kata dia, dengan prospek ekonomi yang suram, maka pada 2014 sebagai
tahun politik, tidak ada investasi baru. "Paling-paling yang ada
mengajukan izin investasi. Kesimpulannya Indonesia diambang kesulitan
ekonomi yang serius," pungkas Fuad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar