Petinggi Federal Reserve
pada hari Jumat mengatakan keputusan mereka untuk tidak mengurangi laju
stimulus cukup bijaksana mengingat shutdown pada pemerintahan AS,
sementara mengakui kesulitan untuk menyampaikan pesan kebijakan mereka
belakangan ini. Gubernur Dewan Fed Jerome Powell
mengatakan bank sentral akan mempertahankan kebijakan moneter yang
sangat longgar untuk sementara waktu, terlepas dari keputusan yang akan
diambil mengenai kapan untuk mengubah laju pembelian obligasi
bulanannya.
"Apa yang penting adalah langkah kebijakan secara keseluruhan,
bukanlah laju pembelian aset," ucap Powell. "Kebijakan akan tetap sangat
akomodatif untuk sementara waktu, selama dibutuhkan untuk mendukung
perekonomian yang berusaha lepas dari efek krisis keuangan," ucapnya
pada Institute of International Finance.
Eric Rosengren, presiden Fed bagian Boston yang terkenal dovis,
membela keputusan bank sentral AS untuk tidak memangkas laju stimulus
moneter, terkait data ekonomi dan resiko fiskal, meski ia mengakui bahwa
the Fed mungkin telah salah mengirimkan pesannya. Voting bulan lalu
untuk mempertahankan pembelian obligasi pada laju 85 milyar dollar per
bulan mengejutkan pasar, memicu volatilitas dan memperburuk outlook
pasar mengenai suku bunga, tidak seperti niatan pada petinggi the Fed.
"Mengingat data ekonomi dan resiko tersebut, menurutku melanjutkan
program pembelian aset sudah pasti, dan tetap konsisten untuk
mengembalikan tenaga kerja dan inflasi sebesar 2% dalam jangka waktu
yang wajar,” ucap Rosengren pada Council on Foreign Relations di New
York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar