Minggu, 13 Oktober 2013

Fed Dukung Berlanjutnya Stimulus, Akui Adanya Miskomunikasi

     Petinggi Federal Reserve pada hari Jumat mengatakan keputusan mereka untuk tidak mengurangi laju stimulus cukup bijaksana mengingat shutdown pada pemerintahan AS, sementara mengakui kesulitan untuk menyampaikan pesan kebijakan mereka belakangan ini. Gubernur Dewan Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral akan mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar untuk sementara waktu, terlepas dari keputusan yang akan diambil mengenai kapan untuk mengubah laju pembelian obligasi bulanannya.

    "Apa yang penting adalah langkah kebijakan secara keseluruhan, bukanlah laju pembelian aset," ucap Powell. "Kebijakan akan tetap sangat akomodatif untuk sementara waktu, selama dibutuhkan untuk mendukung perekonomian yang berusaha lepas dari efek krisis keuangan," ucapnya pada Institute of International Finance.

    Eric Rosengren, presiden Fed bagian Boston yang terkenal dovis, membela keputusan bank sentral AS untuk tidak memangkas laju stimulus moneter, terkait data ekonomi dan resiko fiskal, meski ia mengakui bahwa the Fed mungkin telah salah mengirimkan pesannya. Voting bulan lalu untuk mempertahankan pembelian obligasi pada laju 85 milyar dollar per bulan mengejutkan pasar, memicu volatilitas dan memperburuk outlook pasar mengenai suku bunga, tidak seperti niatan pada petinggi the Fed.

    "Mengingat data ekonomi dan resiko tersebut, menurutku melanjutkan program pembelian aset sudah pasti, dan tetap konsisten untuk mengembalikan tenaga kerja dan inflasi sebesar 2% dalam jangka waktu yang wajar,” ucap Rosengren pada Council on Foreign Relations di New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar