Senin, 07 Mei 2012

Tips Menentukan Momen Terbaik Untuk Jual Beli Emas

     Cara untuk berinvestasi emas berjangka di fase resesi sudah sangat berbeda dengan periode sebelumnya, dimana para investor harus lebih cerdas menghadapinya dengan merubah strategi, dari sebelumnya yang biasa bermain pasif untuk berinvestasi jangka panjang bergeser pada strategi yang bersifat jangka menengah pendek.
    Dalam rangka memperoleh keuntungan yang berkesinambungan pada profil investor jangka menengah pendek, anda perlu menyesuaikan diri sendiri terhadap Peristiwa Besar Mendasar (Major Fundamental Event), karena Peristiwa Besar Mendasar (PBM) ini akan mengatur kemana trennya atau kemana harga Emas akan bergerak.
    Yang dimaksud dengan peristiwa besar mendasar ini adalah kami merujuk tidak hanya pada laporan makro ekonomi bulanan, meskipun laporan seperti itu tidak ada salahnya digunakan sebagai acuan bertransaksi juga. Tapi peristiwa besar yang dimaksud adalah suatu peristiwa yang dapat menyebabkan perubahan major trend / arah utama.
     Berita krusial seperti itu biasanya hanya dapat terjadi 2 sampai dengan 4 kali setiap kuartalnya. Meski frekuensi peristiwa besar seperti ini tergolong jarang, namun kondisi momen pasar seperti ini sebenarnya bisa dimanfaatkan dengan baik, dan perdagangan yang memanfaatkan momen ini akan menghasilkan keuntungan signifikan paling tidak 10,000 pips ($100 troy ons) dan menyediakan potensi keuntungan jangka menengah pendek.

Dua kunci sukses untuk melakukan hal ini adalah sebagai berikut:
1. Anda harus mengenali situasi dimana terjadinya Major Event/PBM
2. Anda harus memahami bagaimana pasar akan terpengaruh setelah PBM terjadi dan korelasinya antara berbagai pasar asset (mata uang, saham, obligasi dan komoditi seperti Emas).

    Suatu PBM biasanya akan digagaskan oleh Bank Sentral misalnya Federal Reserve AS, tapi tidak tertutup kemungkinan peristiwa yang menggetarkan pasar juga dapat menjadi penyebab peralihan arah utama misalnya kebangkrutan Lehman Brothers, Kekhawatiran China atas Treasury AS, Invasi Iraq ke Kuwait, efek berantai krisis utang ke negara inti Euro zone dan memicu kebangkrutan core countries Euro Zone, dsb.
    Kadang-kadang beberapa PBM dapat terjadi di saat bersamaan yang malah bagus karena berbagai peristiwa tersebut cenderung untuk membangun pondasi satu sama lain, dan akhirnya memperkuat tren.
     Sederhananya, ciri khas PBM adalah berbagai aset hanya dapat bergerak satu arah, misalnya saat pasar membenci resiko (risk aversion): saham dan komoditas seperti emas dan minyak jatuh, sedangkan obligasi dan USD naik atau sebaliknya jika pasar menyukai aset berisiko (risk appetite): Saham dan Komoditas naik, obligasi dan USD turun.
    Itulah mengapa meskipun situasi pasar serba tidak pasti, tapi kita bisa mencari saat terbaik untuk bertransaksi dengan cara menunggu peristiwa besar mendasar dimana berbagai harga cenderung bergerak satu arah setelah peristiwa itu terjadi, dan ketika anda dapat mengenali peristiwa itu lebih dini, maka waktu akan membuktikan seberapa besar gain yang anda peroleh memanfaatkan moment seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar