Dollar menyentuh
level tertinggi dalam lebih dari enam bulan terakhir, dan menuju
penguatan tujuh pekan beruntun terhadap yen akibat investor melihat
adanya perbedaan kebijkan moneter yang akan diambil oleh The Fed dan
BoJ. Kedua bank sentral tersebut akan mengadakan rapat pekan depan.
The Fed pada rapat yang akan diadakan
pekan depan kemungkinan akan mengurangi stimulus moneter menyusul
data-data ekonomi AS yang dirilis apik belakangan ini. Sedangkan BoJ
diperkirakan akan tetap mempertahankan kebijkan moneter ultra longgar
untuk mencapai inflasi 2,0% dalam dua tahun. Sementara itu spread
antara yield Treasury dan JBG semakin melebar, dan menjadi yang
terbesar sejak April 2011. Yield Treasury dengan tenor 10 tahun sebesar
2,87% sementara yiled JBG sebesar 2,19%.
Dollar pada perdagangan kemarin kembali berhasil menguat tajam terhadap yen setelah anjlok selama dua hari beruntun. Penguatan dollar ditopang oleh data penjualan ritel
yang lebih baik dari prediksi. Penjualan ritel untuk bulan November
meningkat 0,7 %, yang sedikit di atas perkiraan ekonom sebesar 0,6%.
Sementara penjualan ritel inti, yang tidak memperhitungkan sektor
otomotif, juga tumbuh 0,4% pada bulan November, diatas ekspetasi sebesar
0,2%.
Technical Outlook USD/JPY
Bias netral dalam jangka pendek
namun secara keseluruhan kami masih bullish dengan target di sekitar area
103.25, sebelum menguji area 103.70. Support terdekat ada di sekitar area
102.50, break dan level penutupan harian di bawah area tersebut dapat
memicu koreksi bearish lanjutan menguji area 102.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar