Kamis, 13 Februari 2014

Minyak WTI Settle Di Atas $100 Setelah Data AS Yang Lemah

     Harga minyak mentah tergelincir pada hari Kamis, di tekan oleh perkiraan turunnya permintaan selama musim perawatan kilang dan melonjaknya klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia.

     Data pengangguran yang buruk di perparah oleh lemahnya data penjualan retail AS yang menunjukkan bahwa konsumen menggunakan uang mereka untuk membeli minyak pemanas  di tengah cuaca dingin yang ekstrim pada tahun ini. Data juga menekan pasar saham AS dan membebani harga minyak.

     Pelemahan pada harga minyak di batasi oleh sebuah laporan dari International Energy Agency (IEA), yang mengatakan bahwa cadangan minyak di negara maju turun sebanyak 1,5 juta barel perhari dalam tiga bulan terakhir di tahun 2013 dalam menuju tingkat kuartalan terbesar sejak 1999.

      Minyak Brent untuk kontrak bulan Maret, yang akan berakhir pada hari Kamis pekan depan, bergerak datar di bawah $109 perbarel, setelah di tutup naik 11 sen pada sesi sebelumnya. Kontrak bulan April naik 13 sen menjadi $108.48.

       Minyak WTI, berakhir dengan naik 2 sen menjadi $100.35 per barel, sebelumnya sempat turun ke level terendah di $99.40 per barel, itu di bawah rata-rata pergerakan 200 hari di $99.51.

     Minyak WTI di perdagangkan mencapai level tertinggi di $101.38 pada hari Rabu, level tertinggi sejak 18 Oktober, setelah data menunjukkan jalur pipa TransCanada Corp’s mulai benar-benar mengalirkan minyak WTI dari titik pengantaran di Cushing, Oklahoma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar