Senin, 27 Januari 2014

Analis: Rupiah Akan Menguat Setelah Pemilu

     Rupiah akan menguat di semester kedua tahun ini seiring pemerintah Indonesia selanjutnya mungkin akan lebih mampu dalam menangani ekonomi, kata salah seorang ekonom top di Indonesia.

    Rupiah, yang menjadi mata uang dengan kinerja terburuk pada tahun lalu, akan bergerak rata-rata di kisaran 11,600 per dollar di tahun 2014 dan akan reli ke 11,000 pada akhir tahun, kata kepala ekonom Bank Danamon, Anton Gunawan di Jakarta pada tanggal 24 Januari. Perkiraan ini mengansumsikan bahwa Gubernur DKI Jakarta, Joko widodo, yang telah menjadi nomor satu dalam berbagai jajak pendapat, akan di pilih sebagai calon Presiden oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada pemilu di bulan Juli.

     Gunawan, yang merupakan analis terbaik untuk ekonomi Indonesia dalam dua tahun terakhir sampai 2013 berdasarkan dalam hasil estimasi oleh beberapa ekonom dalam Bloomberg Rankings, telah berikan pandangan yang positif pada mata uang dan pertumbuhan ekonomi daripada estimasi median dalam survey Bloomberg. Pasar Indonesia berada di bawah tekanan di tengah Federal Reserve yang memangkas stimulus yang sebelumnya telah mendukung aset di pasar berkembang.

     “Kami melihat rupiah masih akan volatile di semester pertama dan rupiah akan mulai menguat di semester kedua setelah pemilu,” kata Gunawan dalam sebuah wawancara. “ Indonesia memerlukan presiden baru yang memiliki kepemimpinan yang baik untuk mengembalikan kepercayaan investor.”

     Rupiah, yang telah melemah sebesar 21% pada tahun lalum turun sebanyak 0.5% menjadi 12,225 pada sore ini, berdasarkan pantauan dari beberapa bank lokal. Mata uang rupiah di perkirakan akan akhiri tahun ini di level 12,200 per dollar, menurut survey dari berbagai analis oleh Bloomberg, karena kecemasan atas defisit current account Indonesia, inflasi yang masih tinggi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar