Aussie terpuruk di awal sesi Asia setelah serangkaian data Cina
yang dirilis di akhir pekan membuat investor khawatir dengan
berlanjutnya perlambatan ekonomi terbesar No.2 di dunia tersebut. Cina
merupakan mitra dagang utama Australia
sehingga perlambatan ekonomi Cina akan memberikan dampak negatif
terhadap perekonomian negara Kangguru tersebut. Dengan kondisi ekonomi
Australia yang tengah rapuh dan merebaknya kekhawatiran perlambatan Cina
maka ini dapat mendorong RBA untuk kembali melonggarkan kebijakan
moneternya dalam beberapa pertemuan mendatang. RBA tetap pertahankan
suku bunga pada pertemuan awal Juni namun bank sentral masih membuka
peluang penurunan suku bunga lebih lanjut jika dibutuhkan. AUD/USD kini
diperdagangkan 0.9452 setelah sempat menyentuh level 0.9399 di awal sesi
Asia.
Meski surplus neraca perdagangan Cina meningkat menjadi $20,4 miliar
namun ekspor hanya catatkan pertumbuhan 1% sedangkan impor turun 0,3%
untuk bulan Mei. Tingkat penyaluran kredit turun dari 793 miliar yuan
menjadi 667 miliar yuan; sedangkan pertumbuhan investasi dan produksi
industri melambat masing-masing sebesar 20,4% dan 9,2% untuk bulan Mei.
Walaupun inflasi hanya mencatatkan pertumbuhan 2,1% untuk bulan Mei
namun ini mungkin belum cukup untuk mendorong bank sentral Cina untuk
menurunkun suku bunga mengingat dalam sebulan terakhir PBOC cukup aktif
menyerap likuiditas di sistem keuangan Cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar