Dollar mencatatkan pelemahan tipis di awal sesi Asia setelah petinggi Fed coba meredakan kekhawatiran pasar akan segera berakhirnya stimulus. Presiden Fed of Minneapolis, Narayana Kocherlakota, mengatakan persepsi pasar salah bahwa Fed kini menjadi lebih hawkish. Presiden Fed of Dallas, Richard Fisher,
utarakan Fed masih akan menjalankan kebijakan moneter longgar meskipun
jika bank sentral memutuskan untuk mengurangi stimulus. Presiden Fed of
New York, William C. Dudley, mengatakan kebijakan Fed saat ini tidak
begitu akomodatif jika dibandingkan dengan kondisi perekonomian. Indeks
Dollar AS kini diperdagangkan 82.39; menjauhi level tinggi 2 minggu yang diraih kemarin di 82.84.
Komentar dari petinggi Fed tersebut juga berhasil membantu penurunan
biaya pinjaman (yield) obligasi pemerintah AS dari level tinggi 2 tahun.
"Jika yield obligasi terus meningkat maka ini dapat menjadi penghambat
bagi perekonomian karena akan turut menekan harga dan sektor tenaga
kerja," ujar Fed's Kocherlakota. "Saya tidak nyaman dengan yield
obligasi pemerintah AS saat ini. Investor seharusnya tidak bereaksi
berlebihan atas rencana Fed untuk mengurangi jumlah pembelian obligasi,"
ungkap Fed's Fisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar