Harga minyak berhasil pulih setelah sempat turun akibat data yang menunjukkan kenaikan diluar dugaan pada suplai minyak AS. Suplai minyak mentah mingguan AS bertambah 18,000 barel menjadi 394.14 juta barel, menurut Energy Information Administration (EIA),
sementara analis memperkirakan penurunan sebanyak 1.7 juta barel.
Kenaikan suplai minyak di Cushing, Oklahoma, daerah tujuan pengiriman
minyak mentah AS, juga turut menekan harga. Laporan tersebut kontras
dengan data dari American Petroleum Institute pada hari Selasa, yang menunjukkan penurunan pada suplai minyak mentah. Suplai bensin di wilayah East Coast yang padat populasi juga naik tajam, menyentuh level tertinggi sejak Februari 2012.
"Kita telah melihat data API kemarin, dan data saat ini mengacu pada
lemahnya permintaan dan tingginya suplai. Dan itu buruk untuk harga
minyak," ucap Michael Hewson, analis pada CMC Markets. Data GDP
AS yang dirilis lebih rendah dari perkiraan mendorong harga minyak
untuk naik tipis seiring berkurangnya kecemasan bahwa Federal Reserve
akan menarik program pelonggaran moneternya dalam waktu dekat. Dukungan
lain datang dari komentar presiden European Central Bank Mario Draghi pada hari Rabu yang mengatakan bahwa ECB
masih akan menerapkan kebijakan moneter yang akomodatif untuk waktu
yang cukup lama, sementara melihat adanya pemulihan yang bertahap pada
zona euro hingga akhir tahun nanti. Deutsche Bank memangkas proyeksinya
terhadap harga minyak pada semester kedua tahun 2013, dengan Brent
diprediksi berada pada level rata-rata $106 per barel dan harga minyak
mentah AS pada $96 per barel. "Prospek buruknya fundamental yang masih
ada ditambah dengan outlook bullish pada dollar AS membuat kami untuk
menurunkan proyeksi harga minyak," menurut Deutsche Bank.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar